Minggu, 20 Oktober 2013

PSIKOLOGI KEPRIBADIAN (TEORI CARL ROGER)



A.    BIOGRAFI CARL ROGER
Carl Rogers lahir di Oak Park, Illinois, pada tanggal 8 Januari 1902. Pada umur 12 tahun keluarganya memiliki usaha pertanian dan Roger menjadi tertarik kepada pertanian secara ilmiah. Setelah menyelesaikan plajaran di University Of Wisconsin pada tahun 1924, lalu beliau masuk ke Union Theological Seminary di New York City, dimana dia mendapat pandangan yang liberal dan filsafat mengenai agama.
Kemudian beliau pindah ke Techer Collage Of Coulmbia, disana beliau terpengaruh oleh filsafat John Dewey serta mengenal psikologi klinis dengan bimbingan L.Hollingworth. Beliau mendapat gelar M.A pada tahun 1928 dan Doctor pada tahun 1931di Coulmbia.
Pada tahun 1940 Rogers menerima tawaran untuk menjadi guru besar di Ohio state University. Perpindahan dari pekerjaan klinis ke suasana akademis ini dirasa oleh Rogers sangat tajam. Karna rangsangan-rangsangannya dia merasa harus membuat pandangan-pandangannya menjadi jelas. Dan pandangan ini ditulisnya dalam buku “ Conselling and psychotherapy”. Pada tahun 1945 Rogers menjadi maha guru psikologi di In.Of Chicago. Pada tahun 1946-1957 menjadi Preident psychological Association. Carl Rogers meninggal dunia pada tanggal 4 Februari 1987 karna serangan jantung.

B.     TEORI SELF CARL ROGER
a.       Penyelidikan-penyelidikan Serta Metode-Metode Penyelidikan Rogers
Rogers adalah pelopor didala penyelidikan dibidang konseling dan psikoterapi, dan memberi banyak dorongan kea rah penyelidikan mengenai sifat-sifat dari proses yang terjadi selama perawatan klinis. Penyelidikan mengenai psikoterapi sebenarnya sangat sukar, oleh karna sifat individualnya , suasana psikoterapi itu, terapis terpaksa tunduk kepada kesejahteraan pasien dan mengabaikan syarat-syarat research dengan mengizinkan masuknya semua hal yang bersifat individual yang diperlukan oleh pasien kedalam ruang perawatan. Tetapi Rogers mendapatkan bahwa pencatatan secara elektris mengenai terapi itu, dengan seizin pasien tidak akan mengganggu perawatan. Nyatanya baik pasien maupun terapis segera mengabaikan adanya micropon itu dan bertingkah laku secara wajar.
Teori self Rogers memperluas researchnya yang meliputi macam-macam kesempulan dari tori kepribadiannya
1)      Penyelidikan Kuantitatif
Banyak gagasan Rogers tentang kepribadian disimpulkan dengan cara kualitatif dari catatan-catatan mengenai pernyataan pasien mengenai gambaran dirinya sendiri (self picture) serta perubahan-perubahannya selama terapi.
2)      Analisis Isi (Content Analysis)
Metode ini terdiri dari dari perumusan sejumlah kategori yang dipakai untuk mengklarifikasi verbalisasi pasien. Pernyataan-pernyataan pasien selama interviu dalam terapi diklarifikasikan ; Rainy (1948)misalnya membuat kategori yang mengenai self-reference :
-          Positive or approval self-reference
-          Positive or disapproval self-reference
-          Ambivalent self-reference
-          Ambiguous self-reference
3)      Penyelidikan-penyelidikan dengan Q Technique
C.     Pokok-Pokok Teori Rogers
Komposisi-komposisi pokok dalam teori Rogers adalah :
·         Organism, yaitu keseluruhan individu (the total individu)
·         Medan phenomenal, yaitu keseluruhan pengalaman(the totally of experience)
·         Self, yaitu bagian medan phenomenal yang terdifferensiasikan dan terdiri dari pola-pola pengamatan dan penilaian sadar dari “I” atau “Me”.
·          
1.      Organisme
Organism memiliki sifat-sifat berikut :
a.       Organism bereaksi sebagai keseluruhan terhadap medan phenomenal dengan maksud memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b.      Organisme mempunyai satu motif dasar yaitu , mengaktualisasikan, mempertahankan dan mengembangkan diri.
c.       Organisme mungkin melambangkan pengalamannya, sehingga hal itu disadari atau mungkin menolak perlambangan itu, sehingga pengalaman-pengalaman itu tak disadari, atau mungkin juga organisme itu tak mempeludikan pengalaman-pengalamannya.
2.      Medan Phenomenal
Medan phenomenal punya sifat disadari atau tak disadari, tergantung apakah pengalaman yang mendasari medan phenomenal itu dilambangkan atau tidak.
3.      Self
Self mempunyai bermacam-macam sifat :
a.       Self berkembang dari interaksi organisme dengan lingkungannya.
b.      Self mungkin menginteraksikan nilai-nilai orang lain dan mengamatinya dalam cara (bentuk) yang tidak wajar.
c.       Self mengejar (menginginkan) consistency (keutuhan/kesatuan,keselarasan).
d.      Organisme bertingkah laku dalam cara yang selaras (consistent) dengan self.
e.       Pengalaman-pengalaman yang tak selaras dengan struktur self diamati sebagai ancaman.
f.       Self mungkin berubah sebagai hasil dari pematangan (maturation) dan belajar.

Sifat-sifat dari ketiga konsepsi itu dan saling berhubungan durumuskan oleh rogers dalam 19 dalil dalam bukunya “Client-centered therapy”. Berikut adalah 19 dalil Rogers :
1.      Tiap individu berada dalam dunia pengalaman yang selalu berubah, dimana dia menjadi pusatnya. Rogers berpendapat bahwa mungkin hanya sebagian kecil saja dari dunia pengalaman itu yang disadari. Yang dimaksud pengalaman disini adalah proses-proses psikologi, kesan-kesan sensoris, dan aktivitas motoris.
Menurut Rogers kesadaran merupakan Figure daripada medan phenomenal dengan latar belakang ketidak sadaran.
2.      Organisme bereaksi terhadap medan sebagaimaana medan itu dialami dan diamatinya. Bagi individu dunia pengamatan ini adalah sebuah kenyataan (realita).
Dalam dalil ini menunjukkan bahwa pribadi tidak bereaksi terhadap perangsang-perangsang dari luar dan pendorong dari dalam sebagaimana adanya (as such, as sich), tetapi dia bereaksi terhadap hal yang merangsang dan mendorongnya seperti apa yang dialaminya. Baik itu benar atau tidak , dia menganggapnya sebagai kenyataan , dan kenyataan subyektif inilah yang menentukan tingkah lakunya. Konsekuensi dari perumusuan ini adalah bahwa pengetahuan mengenai stimulus saja tidak cukup untuk meramalkan tingkah laku, dan dalil ini juga menerangkan mengapa orang bereaksi berbeda-beda terhadap situasi yang sama dan bereaksi sama terhadap situasi yang berbeda-beda.
3.      Organisme bereaksi terhadap medan phenomenal sebagai keseluruhan yang terorganisasi (organized whole).
Istilah organizwd whole ini konsep  hilistis yang bersal dari psikologi gestalt (Goldstein). Pendapat ini menunjukkan bahwa Rogers tidak sepaham dengan cara penyelidikan segmental, misalnya stimulus response (psikologi). Organism selalu merupakan suatu system yang terorganisasi, sehingga perubahan pada tiap bagianya akan menimbulkan perubahan pada bagian-bagian lain.
4.      Organisme mempunyai satu kecendrungan dan dorongan dasar, yaitu mengaktualisasikan , mempertahankan, dan mengembangkan diri.
Dalil ini berasal dari Snygg dan Combs dan sesuai dengan gagasan yang sama yang dikemukakan oleh Angyal dan Maslow,dan kalau dibandingkan dengan pendapat ahli-ahli dari daratan Eropa mirip dengan Stren. Dalil ini berasal dari dugaan bahwa organisme adalah semata-mata system monistis-dinamis dimana satu pendorong cukup untuk segala macam tingkah laku, jadi ada satu pendorong dan satu tujuan.
Organisme mengaktualisasikan diri menurut garis yang diwarisi. Makin dewasa Organisme itu dia akan semakin terdiferensiasikan, makin luas, makin otonom, makin tersosialisasikan.
Orang tidak akan dapat mengaktualisasikan diri kalau dia tidak dapat membedakan antara tingkah laku yang progresif dan regresif, dia harus tau sebelum memilih, dan jika dia mengetahuinya umumnya dia akan memilih yang progresif.
5.      Pada dasarnya tingkah laku itu adalah usaha organisme yang berarah tujuan (goal-directed, doelgericht) yaitu untuk memuaskan kebutuhan-kebutuha sebagaimana yang dialaminya, dalam medan sebagai mana diamatinya.
Meskipun ada banyak kebutuhan-kebutuhan namun itu semua mengabdi pada tujuan organisme untuk mengaktualisasikan, mempertahankan, dan mengembangkan diri.
6.      Emosi menyertai dan pada umumnya memberikan fasilitas tingkah laku berarah tujuan itu. Dalil ini didasarkan kepada pandangan tentang emosi yang dikemukakan oleh Presscoutt (1938) Leeper (1948) yang menyatakan bahwa emosi itu tidak mengganggu bahkan berguna bagi penyesuaian diri. Emosi yang merengsang misalnya marah membantu pribadi tingkah lakunya dalam berusaha . in tensitas emosi beragam-ragam sesuai dengan arti situasi bagi pibadi. Apabila bahaya mengancam hidupnya, maka kekuatannya akan lebih besar, akan tetapi apabila itu haya bahaya yang tak berarti/kecil maka ketakutannya akan kecil.
7.      Jalan yang paling baik untuk memahami tingkah laku adalah dengan melalui “internal frame of reference” orangnya sendiri.
Rogers berpendapat bahwa self report tidak memberikan gambaran yang lengkap mengenai kepribadian. Karna orang mungkin sadar akan alasan tinglah lakunya akan tetapi tidak dapat menyatakan dalam kata-kata, orang mungkin tidak mnyadarinya. Orang mungkin menyadari pengalamannya dan dapat menyatakannya tetapi dia tidak mau berbuat seperti itu. Apabila dipaksa member jawaban dia mungkin akan berbohong.
Karna kelemahan-kelemahan self report itu maka Rogers mencoba memahami kepribadian dan tingkah laku dari internal frame of reference
8.      suatu bagian dari seluruh medan pengamatan sedikit demi sedikit terdiferensiasi sebagai self. Self merupakan kesadaran individu akan adanya dan berfungsinya individu, jadi self merupakan objek dari pengalaman-pengalaman yang menunjukkan aku, atau dapat dikatakan sekumpulan pengalaman-pengalaman yang menunjukkan diri individu.
9.      Struktur self terbentuk melalui pola pengamatan yang teratur, lentur, selaras dalam hubungannya dengan individu yang merupakan hasil interaksi individu dengan lingkungan terutama saling pengaruh yang bersifat penilaian-penilaian.
10    Nilai-nilai terikat pada suatu pengalaman dan nilai-nilai merupakan bagian struktur self, dalam bebrapa hal adalah nilai-nilai yang dialami langsung oleh individu, dan dalam beberapa hal adalah nilai-nilai yang dimasukkan ke dalam diri yang diambil dari orang lain tetapi diamati sebagai dialami langsung.
11    Penagalaman yang terjadi dalam kehidupan individu dapat dihadapi dengan model :
- Dilambangkan, diamati dan diatur dalam hubungan dengan struktur self.
- Diabaikan, karena tak ada hubungan yang jelas dengan struktur self.
- Ditolak atu juga bisa dilambangkan secara palsu karena pengalaman tidak sejalan     dengan struktur self.
12    Kebanyakan cara-cara bertingkah laku yang diambil orang ialah yang selaras dengan konsepsi self. Jadi menurut rogers cara yang paling baik mengubah perilaku ialah dengan mengubah konsepsi self
13.Dalam beberapa hal tingkah laku merupakan dorongan dari pengalaman-pengalaman dan kebutuhan-kebutuhan organis yang tidak dilambangkan. Tingkah laku ini tidak selaras dengan struktur self.
Penjelasan : Jika kita lihat dalil 12 dan 13 ditinjau secara bersamaan makan sistem pengatur tingkah kau ada 2 yakni self dan sistem organis, kedua sistem ini diharapkan bekerja selaras seperti tergambar pada dalil 15, jika bertentangan satu dengan yang lainnya maka hasilnya adalah ketegangan dan penyesuaian diri yang tidak baik seperti tergambar pada dalil 14.
14. Psychological maladjustment terjadi pada saat individu menolak menjadi sadarnya pengalaman sensoris dan visceral yang kuat, yang selanjutnya tidak dilambangkan kedalam struktur self, apabila terjadi hal seperti ini akan menimbilkan psychological tension.
15.Psychological adjustment terjadi pada saat pengalaman sensoris dan visceral didisimilasikan pada prelambangan (sadar) kepada hubunagn yang selaras deng konsepsi self.
16.Tiap pengalaman yang tidak selaras dengan struktur self akan dianggap sebagai ancaman, dan struktur self akan mempertahankan diri, self akan membentuk pertahanan-pertahanan terhadap pengalaman yang mengancam tadi dengan menolaknya untuk memasuki kesdaran. Jika hal ini terjadi gambaran diri akan makin kurang cocok dengan kenyataan individum berakibat makin banyaknya bentuk-bentuk pertahanan untuk memberi gambran palsu, self akan kehilangan hubungannya dengan pengalaman organisme yang sebenarnya dan meningkatkan pertentangan dan menimbulkan ketegangan sehingga individu semakin mal-adjusted.

17.Kondisi ketidakselaras yang terjadi menjadi hal-hal yang tidak disadari karena ada penolakan. Proses therapy harus membuat individu dalam kondisi yang tanpa bahaya/ancaman dengan membuat perasaan individu bahwa ia diterima sepenuhnya oleh counselor. Hal ini mendorong individu untuk menjelaskan perasaan-perasaan tak sadarnya dan menyadari, lambat laun individu akan lebih mengenal perasaan tak sadarnya yang dianggapnya sebagai ancaman, dan perasan-perasaan itu diasimilasikan ke dalam sutruktur self, individu melakukan mekanisme reorganisasi konsepsi self agar bisa sejalan dengan kenyataan pengalaman organismiknya.

18.Keuntungan yang dapat dicapai dari proses terapy 17 adalah individu akan main mengerti dan menerima orang lain karena pengalaman yang terdahulu ditolaknya terlah terasimilasi. Apabila individu mengalami dan menerima segala pengalaman sensorik dan visceralnya kedalam sistem yang selaras maka akan lebih mudah memahami orang lain dan menerima orang lain sebagai individu. Individu yang defensif cenderung akan memusuhi atau menolak terhadap individu lain yang menurut pengamatannya mencerminkan tingkah laku yang menggambarkan perasaan yang ditekannya. Sebaliknya apabila individu dapat menerima perasaan yang ditekannya dan menerima permusuhannya maka ia akan lebih torelan terhadap individu lain yang mengekspresikan perasaan yang sama akibatnya hubungan sosial semakin baik,
Contoh :
Individu ——- terancam impuls seks —— ditekan —— mengkritik individu yang menonjolkan seksualitas

19.Jika individu lebih banyak mengamati dan menerima pengalaman organisnya ke dalam struktur selfnya, dia kan mengetahui bahwa sistem nilainya kini didasarkan pada penerimaannya dengan proses penilaian terus menerus.
Untuk adanya adjustment yang sehat individu harus selalu menilai pengalaman-pengalamannya untuk mengetahui apakah perlu adanya perubahan pada sistem nilainya. Struktur nilai yang tepa cenderung untuk mencegah individu bereaksi secara baik dan efektif terhadap pengalaman-pengalaman baru. Maknanya individu harus fleksibel supaya dapat menyesuaikan diri dengan kondisi-kondisi kehidupan yang selalu berubah.
Situasi yang apabila tercapai yang berisikan kebebasan dari ketegangan yang potensial, akan menunjukkan adaptasi yang realistis, berarti pembentukan sistem nilai individu yang mempunyai kesamaan dengan sisitem nilai orang lain dan menjadi rpibadi yang well-adjusted

Tidak ada komentar:

Posting Komentar